Oleh karena itu, di kesempatan kalium ini akan membahas mengenai Monster-Monster Asesmen atau penilaian sains di kelas rendah dan kelas tinggi.
- Apa Karakteristik penilaian di SD?
- Apa saja jenis penilaian di SD?
- Seperti apa monster penilaian Sains di SD dan pun contohnya?
- Memahami karakteristik penilaian di SD
- Mengetahui model-model penilaian di SD
- Memahami monster penilaian Sains di SD
Wujud-bentuk karakteristik pelajar SD
- Mereka secara ilmiah mempunyai rasa ingin tahu yan betul-betul kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengeliingi mereka sendiri
- Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang
- Mereka suka mengatur dan dirinya untuk menangani beragam ontvangstruimte yang dihadapinya, meng eksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha- usaha baru dan tak akan pernah mau diatur oleh orang lain.
- Meraka belajar denganacara mengikuti atau berinisiatif dari temannya atauorang lain dapat.
- Adanya minatterhadap kehidupan gampang dan cepat sehari-hari yang kongkrit
- Amat relistik, ingin tahu dan ingin belajar
- Menjelang ahir waktu ini telah ada minat kepada hal-hal mata pembelajaran khusus
- Di umumnya anak kepada tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri.
- Di waktu ini anak memandang nilai atau angka raport selaku ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
- Anak di waktu ini gemar menyusun kelompok sebaya biasanya untuk bermain bersama-sama.
1. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan di belajar tuntas ialah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk bahan yang sama, dibandingi peserta didik di umumnya.
Untuk kompetensi di kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tak diperkenankan mengerjakan profesi atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan profesi dengan prosedur yang benar dan hasil yang bagus.
2. Otentik
Di kaitannya dengan asesmen, dikenal istilah penilaian otentik. Penilaian otentik (authentic assessment) yaitu cerminan nyata dari kondisi pembelajaran pelajar.
Memandang penilaian dan pembelajaran ialah yaitu dua ontvangstruimte yang saling berkaitan. Penilaian otentik mesti mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan beragam cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tak hanya mengukur apa yang diketahui bersama bersama oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Berikut contoh-contoh guna otentik:
• Pemecahan masalah matematika
• Menjalankan percobaan
• Bercerita
• Menulis report
• Berpidato
• Membaca puisi
• Membangun peta perjalanan
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan selaku penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan pada rentang waktu pembelajaran berlangsung. Tujuannya ialah untuk memperoleh ilustrasi yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus di format penilaian proses, dan beragam jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan ahir semester).
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
5. Merujuk di rujukan kriteria
Kemampuan peserta didik tak dibandingi kepada kelompoknya, tetapi dibandingi kepada kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
Penilaian didasarkan di ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tak dibandingi kepada kelompoknya, tetapi dibandingi kepada kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi basic yang akan diperoleh, daya dukung (alat dan pendidik), dan karakteristik peserta didik.
KKM diperlukan agar pendidik mengetahui kompetensi yang telah dan belum dikuasai secara tuntas. Pendidik mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga di proses pembelajarannya. Namun ketuntasan belajar minimal tak perlu dicantumkan di buku raport, hanya menjadi catatan pendidik.
Penilaian pendidikan selaku proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik meliputi penilaian otentik, penilaian diri, penilaian dengan portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan ahir semester yang diuraikan selaku berikut.
1. Penilaian otentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, hingga keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tak di suasana tertekan.
Jhon Mueller membandingkan penilaian tradisional dengan penilaian otentik selaku berikut.
Tabel 1.1 |
2. Penilaian diri yaitu penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian dengan portofolio yaitu penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di di dan/atau di luar kelas di kurun waktu tertentu.
4. Ulangan yaitu proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan di proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian yaitu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan, di format tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
6. Ulangan tengah semester yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menjalankan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
7. Ulangan ahir semester yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di ahir semester.
Selain penilaian di atas, ada beberapa jenis penilaian antara lain:
- Ujian Tingkat Kompetensi yang berikutnya disebut UTK yaitu kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Basic yang merepresentasikan Kompetensi Inti di tingkat kompetensi tersebut.
- Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang berikutnya disebut UMTK yaitu kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Basic yang merepresentasikan Kompetensi Inti di tingkat kompetensi tersebut.
Menurut Oemar Hamalik, Tes-tes yang digunakan di sekolah atau dilembaga pendidikan lainnya banyak macam ragamnya. Macam-macam tes itu perlu kita kenali, agar kelak memudahka kita bila hendak menyusun program testing di sekolah.
Tes Yang Digunakan Di Sekolah Basic
Di sekolah basic bantuan persoon lebih dipusatkan di penguasaan alat belajar dan komunikasi. Beberapa jenis yang dapat digunakan di sekolah basic, antara lain sebagi berikut:
- Kecakapan Membaca, Tes kecakapa membaca umumnya menempati bagian yang pertama-tama disekolah basic. Kecakapan memabaca yaitu kunci masuk untuk memperoleh seluruh jenis pengetahuan, jadi yaitu alat belajar yang betul-betul urgen. Kendatipun dewasa ini telah banyak digunakan filmrolletje, radio, dan televise selaku alat dan sumber belajar, namun hingga ketika ini, buku masih tetap menempati prioritas tertinggi selaku sumber ilmu pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak buku yang mesti dibaca, karena iu kecakapan membaca semakin urgen. Itu sebabnya kaemampuan membaca anak mesti mesti diidentifikasi sejak awal lewat program testing di sekolah.
- Tes Bakat Akademik Kelompok, Tes ini kita pergunakan untuk menolong menafsirkan hasil tes membaca dan aspek prestasi akademik lainnya serta menolong memehami masalah kasus. Tes ini disispkan secara kelompok atas pertimbangan segi waktu, biaya dan kondisi-kondisi gampang dan cepat lainnya.
- Batrai Tes Kemampuan Basic, Tes ini sebaiknya di berikan bersama-sama dengan tes bakat akademik.sebaiknya tes diberikan setiap ahun, tetapi seandainya hanya diberikan sekali saja , karenanya hendaknya diberikan di kelas tiga dan kelas empat saja, maksudnya agar hasil dapat dipergunakan untuk merencanakan program pendidikan individual yang memerlukan pendidikan remedial.
- Tes Kesiapan Membaca, Tes ini yaitu dari di pemandu pendidik kelas satu didalam pembentukan kelompok belajar membaca dan selaku basic penilaian kemajauan pelajar
- Tes Intelegensi Individual, Pengukuran kecakapan intelektual secara umum biasanya diperoleh lewat tes kelompok. Akan tetapi seringkali diperlukan tes secara individual, misalnya bagi pelajar yang mengalami kesulitan belajaratau masalah emosional. Di situasi inisudah tentu diperlukan tes kecakapan intelektual secara perorangan.
- Tes Hasil Belajar di Mata Pembelajaran, Tes prestasi hasil belajar ini memenpati empat paliing utama di program tes di sekolah-sekolah kita.tes ini kebanyakan ialah buatan pendidik sendiri dan dibangun secara valid sesuai dengan kurikulum sekolah. Namun demikian tes ini masih banyak keterbatasan kegunaannya di menolong pendidik mengambil keputusan instruksional di menilai kurikulum sekolah. Peggunaan tes ini hendaknya dilengkapi tes tes lainnya.
- Jenis pengukuran lainny, Alat pengukur lainnya pun diperlukan kendatipun hanya selaku pelengkap ialah tes diagnostic dan tes klistis.
Mengumpulkan informasi mengenai kemajuan belajar peserta didik, terkait aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dapat dilakukan lewat beragam teknik penilaian. Berikut diberikan contoh monster penilaian sesuai dengan jenis penilaian yang telah dibahas
A. Monster Penilaian merujuk di jenis
1) Penilaian otentik
Monster penilaian otentik dapat dilakukan untuk seluruh aspek penilaian (sikap, pengetahuan dan keterammpilan) mulai dari perencanaan pelaksanaan dan hasil yang dilakukan secara terus menerus.
Contoh format penilaian otentik aspek keterampilan di aplikasi projek.
Kelas/Semester : IV / I
Tema : Selalu berhemat daya
Subtema : Macam-macam sumber daya
Pembelajaran : ke dua
Rubrik Penilaian Projek
Indikator : Mendesain kincir air dan kincir angin sederhana
menggunakan media kertas dan plastik bekas, dan
meningkatkan keterampilan menggunting, melipat dan
menempel merujuk di instruksi tertulis secara mandiri
Nama Projek : Membangun Karya Kincir angin sederhana
Nama pelajar : Luqman
Kelas : IV
- Penilaian dilakukan lewat pengamatan untuk menilai aspek keterampilan.
- Skor 1: betul-betul kurang; 2: kurang; 3: lumayan; 4: bagus ; 5. Bagus sekali
- Penjelasan:
2) Ulangan harian
Ulangan harian yaitu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu sub-tema. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran lebih untuk mengukur aspek pengetahuan, di format tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1. Tes tulis
Instrumen tes tulis berupa alternatif ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Tes Lisan
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Penugasan
Instrumen penugasan berupa daftar pedoman yang dapat dikerjakan di sekolah atau di rumah selaku profesi rumah secara persoon ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Contoh penugasan:
- Menggambar
- Menyanyi
- Mengarang
- dsb.
Contoh format penugasan menyajikan teks cerita mengenai lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri di teks bahasa Indonesia dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
● 1: kurang; 2: lumayan; 3:bagus sekali
● Penjelasan:
- Anton betul-betul menguasai ejaan, tetapi di aspek sistematika penulisan perlu bimbingan pendidik.
- Betty betul-betul pandai memilih kosa kata, tetapi di pemakaian ejaan dan sistematika penulisan masih perlu bimbingan pendidik.
- Chaerunnisa betul-betul menguasai sistematika penulisan, tetapi pemakaian ejaan masih perlu latihan.
B. Monster Penilaian merujuk di aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
1. Sikap
Penilaian sikap dilakukan lewat kegiatan observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a. Observasi
Instrumen penilaian sikap sosial (KI.2)
Tema : Diriku
Indikator : Menjalankan peraturan di permainan disekolah
Mengidentifikasi nama teman
Menyebutkan identitas teman
- Berilah dengan “chechlist” atau “V” di kolom yang sesuai.
- Nilai skala di masing-masing aspek (percaya diri, disiplin, bekerja keras), akan dimasukkan di rekap nilai sikap social vanaf tema di satu semester
- Angka 1 : belum terlihat, 2: terlihat; 3: menonjol
- Rekap hasil observasi sikap, diperoleh dari observasi terkait dengan sikap sosial dari tema 1 s.d tema 4 yang telah dibangun di rubrik dari tiap-tiap tema.
- Kolom penjelasan diisi kecenderungan yang menunjukkan sikap yang menonjol dan hal-hal yang masih diperlukan bimbingan.
Ani:
Menunjukkan sikap percaya diri dan bekerja sama yang betul-betul menonjol, namun masih perlu usaha-usaha dan bimbingan di ontvangstruimte ketelitian.
Ali:
Menunjukkan sikap sopan santun yang betul-betul menonjol, namun masih perlu usaha-usaha dan bimbingan di ontvangstruimte menumbuhkan disiplin dan ketelitian.
b. Penilaian diri
Yaitu sebuah teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya di konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Contoh Format Penilaian Diri Pelajar
Nama : ………………………………….
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ………………….
- Penilaian persepsi diri pelajar untuk mencocokan persepsi diri pelajar dengan kenyataan yang terdapat.
- Hasil penilaian persepsi diri pelajar digunakan selaku basic pendidik untuk mengerjakan bimbingan dan motivasi lebih lanjut.
Yaitu sebuah teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
Nama teman yang dinilai : ………………………………….
Nama penilai : …………………………………..
Kelas : ……………………………………
Semester : …………………………………..
Waktu penilaian : ………………….
- Penilaian antarteman digunakan untuk mencocokan persepsi diri pelajar dengan persepsi temannya serta kenyataan yang terdapat.
- Hasil penilaian antarteman digunakan selaku basic pendidik untuk mengerjakan bimbingan dan motivasi lebih lanjut.
Yaitu sebuah catatan pendidik di di dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan mengenai kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat dinamakan selaku catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
Contoh penilaian Jurnal
- Kolom 1 diisi nomor urut
- Kolom 2 diisi tanggal pengamatan
- Kolom 3 diisi nama pelajar
- Kolom 4 diisi kekuatan sikap pelajar yang berkaitan dengan KI-1 dan/atau KI-2 (seperti yang tertuang di tabel di bawah).
- Kolom 5 diisi kelemahan sikap pelajar yang berkaitan dengan KI-1 dan/atau KI-2
- (seperti yang tertuang di tabel di bawah).
- Kolom 6 diisi tindak lanjut yang direncanakan oleh pendidik, sekolah, dan orang tua merujuk di hasil pengamatan kepada sikap pelajar.
Penilaian aspek pengetahuan bersumber dari: 1) tes tulis, tes lisan, dan 3) penugasan. Penjelasan dan contoh penilaian tersebut diterangkan di bagian Monster Penilaian merujuk di jenis
3. Penilaian Aspek Keterampilan
a. Praktik
Penilaian praktik ialah penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan mengerjakan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Di penilaian praktik menuntut pelajar untuk mengerjakan suatu guna di situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya guna memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.
Contoh penilaian praktik
Kelas/Semester : I/I
Tema/Sub Tema : Diriku/Kami dan Teman Baru
Pembelajaran : 5
Format Penilaian praktik: Rubrik berlari berpasangan
- 1: kurang ; 2: lumayan ; 3: bagus sekali
- Penjelasan:
– Di ketika lari berpasangan Hety kompak tetapi kurang semangat
– Di ketika lari berpasangan Dony betul-betul taat di aturan, betul-betul kompak, dan betul-betul semangat.
b. Penilaian Projek
Kelas/Semester : IV / I
Tema : Selalu berhemat daya
Subtema : Macam-macam sumber daya
Pembelajaran : ke dua
Rubrik Penilaian Projek
Indikator : Mendesain kincir air dan kincir angin sederhana
menggunakan media kertas dan plastik bekas, dan
meningkatkan keterampilan menggunting, melipat dan
menempel merujuk di instruksi tertulis secara mandiri
Nama Projek : Membangun Karya Kincir angin sederhana
Nama pelajar : Luqman
Kelas : IV
Keterangan:
- Penilaian dilakukan lewat pengamatan untuk menilai aspek keterampilan.
- Skor 1: betul-betul kurang; 2: kurang; 3: lumayan; 4: bagus ; 5. Bagus sekali
- Penjelasan:
Di menyusun karya seni tiga dimensi dari bahan alam, dari segi perencanaan bagus sekali, namun dari segi hasil dan estetika mash memerlukan usaha bimbingan lebih lanjut.
c. Penilaian dengan portofolio
Penilaian Portofolio ialah penilaian lewat sekumpulan karya peserta didik yang tertata secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan pada rentang waktu kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh pendidik dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik di bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan ilustrasi secara menyeluruh mengenai proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.
Contoh format penilaian portofolio
Nama Pelajar : Ani
Kelas : 4
Semester : II (dua)
- 1: kurang; 2: lumayan; 3: bagus sekali
- Portofolio berfungsi selaku bukti otentik hasil belajar pelajar yang yaitu bagian tak terpisahkan dari report hasil capaian kompetensi pelajar yang disampaikan kepada orang tua.
- Pendidik memberi komentar/catatan mengenai dokumen portofolio yang telah dikumpulkan pelajar di format kalimat positif yang berisi motivasi, semangat, pun usaha-usaha yang masih perlu ditingkatkan.
Komentar/catatan tersebut ditulis dan dimasukkan di opstopping portofolio setiap pelajar.
Merujuk di penjabaran di pembahasan bahwa karakteristik pelajar SD itu ada 10 point yaitu :
- Mereka secara ilmiah mempunyai rasa ingin tahu yan betul-betul kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengeliingi mereka sendiri
- Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang
- Mereka suka mengatur dan dirinya untuk menangani beragam ontvangstruimte yang dihadapinya, meng eksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha- usaha baru dan tak akan pernah mau diatur oleh orang lain.
- Meraka belajar denganacara mengikuti atau berinisiatif dari temannya atauorang lain dapat.
- Adanya minatterhadap kehidupan gampang dan cepat sehari-hari yang kongkrit
- Amat relistik, ingin tahu dan ingin belajar
- Menjelang ahir waktu ini telah ada minat kepada hal-hal mata pembelajaran khusus
- Di umumnya anak kepada tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri.
- Di waktu ini anak memandang nilai atau angka raport selaku ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah
- Anak di waktu ini gemar menyusun kelompok sebaya biasanya untuk bermain bersama-sama.
- Belajar Tuntas
- Otentik
- Berkesinambungan
- Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
- Merujuk di rujukan criteria
Monster Penilaian Merujuk di Jenis
Jenis penilaian SD
- Penilaian otentik
- Penilaian diri
- Penilaian dengan portofolio
- Ulangan
- Ulangan harian
- Ulangan tengah semester
- Ulangan ahir semester
1. Sikap
- Observasi
- Penilaian diri
- Penilaian antar teman
- Jurnal catatan pendidik
- Tes tulis
- Tes lisan
- penugasan
- Praktik
- Penilaian projek
- Penilaian dengan portofolio
Sumber https://mayastaqiem.blogspot.com/